
Jika seks bukan semata rutinitas dan telah menjadi permainan yang menggairahkan, maka aksesoris seks berbicara. Banyak yang mengatakan, lebih seru, menantang, tidak membosankan.
Tapi saat -saat seperti apa sebaiknya digunakan? Siapa saja yang 'harus' menggunakan? Yang bagaimana sebaiknya dihindari? Dan sejauh apa kebutuhan secara umum?
Seorang laki-laki bertubuh atletis dengan wajah ganteng sedang duduk di sebuah sofa biru, di pojok sebuah kafe bernuansa minimalis. Ia tengah menanti seseorang. Sebentar-sebentar ia melihat jam merk Rolex silver ditangan kanannya yang berbulu halus. Ia larut dalam lamunannya.
Laki-laki berusia 36 tahun itu teringat akan benda yang dilihatnya di sebuah sex shop tadi siang. Benda itu menarik hatinya sebab selain bentuknya yang lucu, benda itu menurut penjaga toko memberikan sensasi yang berbeda dalam bercinta.
Ia jadi teringat saat kekasihnya mengusulkan untuk membeli benda itu sebagai variasi dalam aktifitas seks mereka. Benda yang dimaksud adalah kondom berbentuk kaktus. Selama ini mereka memang belum pernah mencobanya.
Ketika sedang makan siang di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan ia melihat benda itu dan aksesoris lainnya. Benda itu dibungkus rapi bak sebuah kado. Ia pun membuat rencana membuat kejutan buat kekasihnya. Sambil mengajak dinner yang romantis dengan kekasihnya, ia akan membuat surprise yang ia harap bisa membuat hati kekasihnya senang.
Beberapa saat kemudian, pintu cafe yang transparan terbuka, seorang wanita bertubuh semampai, berkulit putih bak pualam melangkah pasti menuju sofa di pojok. Disana sang kekasih menanti, mengenakan kemeja hitam, beralis tebal, berahang kuat khas laki-laki. Laki-laki yang telah menanti itu berdiri dan mempersilahkan kekasihnya untuk duduk bersamanya.
"Malam sayang. Aku kaget kamu ajak dinner, sebenarnya ada apa? Hari perayaan hubungan kita masih lama bukan?" tanya wanita seraya menghempaskan bokongnya di sofa.
"Ya, aku sengaja ingin memberikan sedikit kejutan untukmu," jawab laki-laki itu tersenyum penuh arti. Lalu ia merogoh saku celana warna krem. Ia memberikan benda yang dibungkus kertas kado warna pink itu kepada kekasihnya.
"Bukalah! Aku harap kamu akan senang, tapi begitu melihatnya jangan teriak, ya!" perintahnya lembut.
Jemari lentik wanita itu membuka bungkusan itu perlahan-lahan. Terbukalah dan terlihat isi didalamnya. Wanita itu seperti hendak menjerit kegirangan, namun ia segera ingat pesan kekasihnya.
"Wow, sayang thank's banget. Lucu banget bentuknya. Aku nggak nyangka dapat surprise seperti ini. Mestinya kita nggak usah ketemu di cafe tapi langsung di apartemen aja, biar langsung dipakai," ujar wanita cantik itu, sumringah. Wanita itu langsung memeluk dan memberi ciuman kepada kekasihnya.
"Anggap saja ini foreplay," bisik kekasihnya dengan tatapan menggoda.
Lalu keduanya terlibat obrolan yang lebih dalam, diiringi alunan lagu 'Tonight I Celebrate My Love ' milik Peabo Bryson menghantarkan keduanya dalam nuansa romantis sembari menikmati makanan yang telah dipesan.
SENTUHAN. Kisah lain, seorang wanita berusia 33 tahun, yang sudah divorce selama setahun. Di kamar tidurnya yang penuh bunga artifisial, wanita itu menatap lekat wajah dan tubuhnya pada sebuah cermin seukuran tubuhnya. Dalam hati, ia merasa masih cantik, segar, seksi, dan masih mampu menebar pesona, terutama lewat senyumannya yang ketika masih SMU disebut teman-temannya dengan 'senyuman maut'. Apalagi kariernya mapan, namun diakui, bagaimanapun statusnya 'meresahkan'.
MEMBOSANKAN. Mengapa ada orang yang menggunakan aksesoris seks? Seks bisa diibaratkan sebuah lingkaran yang berputar-putar di satu putaran. Itu lagi-itu lagi, begitulah istilahnya. Sehingga diperlukan beberapa variasi atau pembaharuan dan pencerahan didalamnya.
Getar-Getar Cinta VibratorPeran laki-laki sangat dominan dalam permainan ini. Servis-lah sang kekasih sebaik mungkin. Vibrator tersedia dalam bermacam-macam bentuk, antara lain stimulator klitoral, bentuknya ada nenas, kepala gurita.
Jadi benarkah jika terlalu sering menggunakan aksesoris tidak peka lagi terhadap barang asli ?Penggunaan aksesoris seks, selama sesuai dengan indikasi, sudah direkomendasikan secara ilmiah, berkwalitas baik serta perawatannya benar, tidak akan mengurangi kepekaan organ genital bila kelak melakukan hubungan seksual yang sebenarnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar