Google
 

Kartu Pintar BBM

Pemerintah akan memberlakukan pembatasan pemakaian premium dan solar bersubsidi. Kebijakan tersebut diperkirakan mulai diberlakukan paling lambat Juni mendatang. Namun, sejauh ini mekanisme alokasi dan pembatasan BBM tersebut belum resmi diumumkan pemerintah, kemungkinan alokasi premium yang akan diterima konsumen adalah pemakai motor sebesar 0,5-1 liter per hari dan kendaraan roda empat atau mobil sebesar 4-5 liter per hari. Untuk kendaraan umum tetap akan disubsidi penuh. Konsumen yang akan menggunakan BBM bersubsidi diharuskan memiliki Smart Card atau kartu pintar yang dikeluarkan PT Sucofindo. Dengan kartu ini pengguna sepeda motor, mobil pribadi, dan kendaraan umum tidak bisa lagi membeli bensin semaunya. Chip yang ada di kartu ini akan mencatat data kendaraan Anda lengkap dengan jatah bensin bersubsidi yang bisa anda beli tiap harinya [baca: Pembelian Premium dan Solar Bersubsidi Akan Dibatasi]. Pada tahap awal, konsumen harus mendaftarkan kendaraan dengan datang ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terdekat. Data kendaraan dan jatah bensin subsidi akan dimasukkan ke komputer dan disimpan dalam chip smart card ini. Petugas SPBU akan memindai smart card yang ditempelkan di motor atau mobil. Jika jatah pembeli hanya lima liter tiap harinya maka ketika membeli 10 liter harus membayar sisa lima liter dengan harga lebih mahal atau harga non-subsidi. Presiden Direktur Sucofindo, Zafar D Idham, memastikan penggunaan kartu ini aman. Perusahaan ini bisa saja yakin dengan sistem tersebut tapi kemungkinan kecurangan tetap bisa saja terjadi jika pengawasan tidak ketat. Belum lagi soal antrean yang mungkin terjadi karena sistem ini memaksa orang membeli premium tiap hari. Karena kalau tidak jatah hariannya akan hangus. Pembatasan penggunaan premium dan solar bersubsidi ini adalah bagian dari rencana pemerintah untuk menghemat subsidi 10 triliun rupiah yang akan digunakan untuk menstabilkan harga sembilan bahan pokok.

Tidak ada komentar: